MAS NADIEM Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, akhirnya mengeluarkan peraturan tentang Pembelajaran Jarak Jauh (yang selanjut...
MAS NADIEM
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, akhirnya mengeluarkan peraturan tentang Pembelajaran Jarak Jauh (yang selanjutnya akan disebut PJJ) pada awal 2019 karena adanya penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Kini kita sudah memasuki 2021 dan peraturan baru pun muncul dari beliau bahwa adanya ijin diperbolehkan untuk Pertemuam Tatap Muka (yang selanjutnya akan disebut PTM) tapi dengan jumlah terbatas. Tetapi dengan melonjaknya angka penularan Covid-19 membuat pemerintah mengurungkan niatnya dan akan kembali mengadakan PJJ atau mungkin kolaborasi antara keduanya yakni PJJ dan PTM. Kita bahas lagi lebih mendalam.
LIKA LIKU PJJ DAN PTM
Mengapa? karena sekolah merupakan tempat berkumpulnya para manusia terbesar dan penyebarannya sangat tinggi. Sehingga PJJ yang awalnya ditentang oleh banyak pihak pun harus dilakukan karena adanya pandemi yang sangat menggelora ini. Hingga akhirnya kita harus merefleksi pendidikan Indonesia antara PJJ dan PTM bersama Faber Castell.
Faber Castell merupakan produsen alat tulis dan alat gambar terkemuka sejak tahun 1761 berkontribusi besar mengenai pendidikan dalam media alat tulis. Kini Faber Castell mengadakan webinar yang sangat ditunggu oleh banyak pihak yakni merefleksi pendidikan Indonesia yang sudah berjalan 1 tahun ini. Efektifkah PJJ pada pandemi saat ini ataukah perlu PTM agar siswa secara langsung belajar dengan gurunya tanpa menhiraukan situasi sekitar?
Pembelajaran Jarak Jauh pada akhirnya menimhulkan pro kontra. Awalnya semua pro dengan kebijakan tersebut. Namun lambat laun, muncul berbagai keluhan. menurut KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) terutama pada orang tua dan peserta didik yang memiliki ekonomi tingkat bawah memiliki banyak keuhan mengenai hal ini.
Fenomena stress muncul ditengah-tengah orang tua siswa yang tidak dapat mendampingi anaknya dalam PJJ bahkan tidak dapat mengontrol anaknya yang selalu kecanduan game online atau bahkan mager untuk melakukan aktivitas apapun. Ditambah dari para siswa, yang belum pernah sama sekali duduk dibangku sekolah untuk belajar bersama gurunya. Orang tua yang memiliki perekonomian tingkat bawah pun merasa kesulitan untuk mengikuti alur PJJ ini yakni kurangnya gawai android dan kuota pembelajaran.
Disisi lain, jika PTM tisak dilaksanakan dalam masa pandemi ini, akan berpengaruh besar dalam penyebaran virus Covid-19. Bayangkan bila para siswa berkumpul menjadi satu disebuah ruangan dengan jumlah siswa 36 anak per kelas. Jika dalam satu angkatan terdiri dari 17 rombongan belajar berarti jumlah dalam satu ankatan ada 36 siswa dikalikan 17 rombongan belajar. Ini baru satu angkatan. Berapa jika semua dijumlahkan? Belum lagi aktivitas berkumpul dan berkerumun saat istirahat skeolah. Wah bisa kacau nanti.
Maka dari itu, mari kita merefleksi kembali alur pendidikan Indonesia pada masa pandemi. Berdasarkan hasil kegiatan yang saya ikuti pada beberapa waktu yang lalu bersama Faber-Castell bahwa kita sebagai pemeran pendidikan harus mampu menyiapkan diri menghadapi segala situasi. Seperti halnya pandemi ini, kita harus beralih ke teknologi dan semua serba online. Namun, seperti apakah yang dimaksud?
PAKET BELAJAR ONLINE FABER CASTELL
Nah, karena semua serba teknologi dan internet, maka sangat penting jika alat tulisnya pun mendukung pembelajaran online. Layaknya penyemangat dalam belajar. Susah dan capek juga kan ya, jika anak-anak menyentuh layar gawai dengan jempol dan jari jemarinya terus, seperti tidak ada sensasi berbeda dengan bermain game pada gawai mereka.
Sehingga Faber Castell mengeluarkan produk Paket Belajar Online yang harganya sangat terjangkau dan dapat dibeli di toko official Faber Castell, blibli, Tokopedia dan Shopee-nya. Paket Belajar Online ini sangat komplit seperti: Stylus, tempat pensil, pensil 2B, penghapus, rautan dan pena.
Namun, guru harus memahami masa ini dimana masa pandemi Covid-19 yang menuntut kita untuk tidak berkerumun, wajib rajin cuci tangan dan selalu memakai masker. Sehingga guru mengusahakan untuk memberikan tugas kepada para siswanya sesuai dengan kesulitan dan kemudahan yang dimiliki oleh siswa dalam menghadapi pembelajaran pada masa pandemi. Sehingga siswa dan guru saling berkolaborasi dengan baik dan mendapatkan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
ORANG TUA
Orang tua harus mampu menemani, mendampingi dan mengawasi setiap kegiatan pembelajaran anak dirumah. Selain itu juga bisa membuat anak menjadi mandiri dengan beberapa tugas dari sekolah. harapannya adalah dengan Work From Home ini, orang tua mampu mengenali tipe belajar anaknya seperti apa. Kesabaran memang perlu. Jadi memang PJJ ini haruslah kerjasama yang seimbang antara guru, murid dan orang tua serta sekolah asal.
Orang tua juga baiknya membuat fitrah based education yang bisa diaplikasikan dalam kegiatan dirumah. Sehingga anak pun turut serta menyelesaikan segala tugas anak dengan lancar dan tidak terkecuali.
SISWA
Tugas siswa hanyalah belajar. Belajar yang membuat aktivitas otak menjadi tambah pintar. Belajar pun banyak caranya, namun pada masa pandemi seperti ini siswa harus bertanggung jawab dengan dirinya sendiri untuk mampu memahami tujuan belajarnya. Siswa pun tak dapat sendiri untuk mendapatkan semangat itu. Peran orang tua dan guru wajib turut hadir dalam semangat belajarnya.
Lantas, siapkah kita untuk terus PJJ atau PTM? Atau mungkin keduanya?
Entah PJJ atau PTM, semua peran wajib siap dan memahami cara belajar dalam masa pandemi. Proses evaluasi belajar menagjar juga harus mengalami perubahan demi masa depan yang lebih baik. Keterbatasan gawai, kuota belajar terbatas dan ekonomi orang tua juga menentukan berhasil tidaknya belajar menagjar pada masa pandemi.
Sehingga diharapkan pembelajaran pada masa pandemi, seluruh peran wajib memahami peraturan yang harus dilaksanakan. Mengikuti hal-hal yang harus dipersiapkan oleh orang tua dan anak seperti yang sudah dipaparkan oleh Saufi saat itu, lihat gambar dibawah ini.
Siapkah PTM terbatas?
Jika pemerintah tetap melaksanakan PTM terbatas. Maka kita wajib memahami protokol kesehatan dan aturan tatap muka terbatas tersebut. Jangan hanya dilakukan pada masa-masa pertama tapi seterusnya sampai keadaan dikatakan normal kembali.
Selain itu, masalah dalam pembelajaran siswa adalah yang selalu dikeluhkan oleh mereka dan orang tua bingung serta beradu kesabaran dengan keadaan. Maka, siswa diberikan fasilitas memadai untuk menggapai pembelajaran ini guna memperlancar guru dalam mentrasnfer knowledge, mengasah soft skills, adu kreativitas dan adu emosional dengan baik seperti halnya dalam pembelajaran PTM keadaan normal. Proses yang tak akan tergantikan. Sehingga, stylus pen produl dari Faber Castell bisa menjadi solusi belajar menyenangkan yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar PJJ maupun PTM. Agar siswa bisa membedakan mana belajar dan mana belajar game. Pemakaiannya bisa dilihat pada video link instagram berikut atau pada gambar diatas.
Sensasi belajar pada masa pandemi kian teringat jelas dan bisa menjadi memori terindah dalam pembelajaran. Sehingga harus meninggalkan sejarah yang menyenangkan pada memri siswa. Mari kita bersama-sama membuat memori pembelajaran yang kreatif, menyenangkan dan mengasyikan pada masa pandemi. Produk ini bisa dibeli di tokopedia, blibli, shopee dan beberapa toko official Faber Castell resminya serta bisa mengunjungi websitenya langsung di www.faber-castell.co.id serta Instagram resminya di Instagram Faber Castell.
COMMENTS